Sudut Pandang dan Perjuangan Kelas Buruh Bebagai Basar Marxisme
Menurut Marx, "Bukan kesadaran sosial yang menentukan kenyataan sosial, melainkan kenyataan sosial yang menentukan kesadaran".
Makanya, untuk mengerti dan mendefinisikan sebuah filsafat, teori ataupun ideologi, terutma kita perlu menganalisis "kenyataan sosial" yakni merupakan dasar filsafat itu.
Makanya, untuk mengerti dan mendefinisikan sebuah filsafat, teori ataupun ideologi, terutma kita perlu menganalisis "kenyataan sosial" yakni merupakan dasar filsafat itu.
Dalam manifesto komunis, Marx mendefinisikan berbagai mazhab yang mengaku sosialis dengan menunjuk golongan sosial yang mereka wakili, yaitu "sosialisme feodal, sosialisme borjuis kecil, dsb". Kemusian Tortsky membuktikan bahwa kunci pokok dari ideologi dan gerakan fasis adalah posisi kelas borjuis kecil yang terjepit antara kubu modal dan kubu ploretarian. Kita bisa saja mengajukan beberapa contoh tambahan, namun yang jelas, metode analisis yang sama harus diterapkan kepada marxisme. Dan ini merupakan pendekatan Marx dan Engles.
Tulisan Engles Anti-Duehring mulai dengan pernyataan bahwa :
"Sosialisme modern isinya yang utama adalah pengertian, dari satu sisi mengenai pertentangan kelas antara pemilik dan non-pemilik modal antara kapitalis dan kaum buruh; dan dari sisi lain pengertian tentang keadaan anarkis yang merajalela dibidang produksi". Kita dapat melengkapi rumusan Engles ini dengan menambahkan bahwa Marxisme menyimak kontradiksi-kontradiksi tersebut dari sudut pandang ploretariat atau kelas buruh. Menurut Karl Marx, seperti kaum ekonom (non-sosialis) adalah wakil ilmiah dari kelas borjuis., begitu juga kaum sosialis serta komunis adalah para teoritisi dari kelas ploretar.
Dan kita membaca dalam Manifesto komunis:
Kesimpulan-kesimpulan yang ditarik kaum komunis sama sekali tidak berdasarkan pada ide-ide dan prinsip-prisip yang ditemukan atau diciptakan begitu saja oleh pemikir ini dan itu, melainkan kesimpulan-kesimpulan itu menjelaskan dan mencerminkan hubungan-hubungan sosial nyata yang timbul dari perkembangan-perkembangan historis yang sedang berlangsung didepan mata kita saat ini.
Manifesto tersebut juga memuat kalimat-kalimat yang luar biasa pentingnya sebagai berikut:
Kaum komunis berbeda dari partai-partai buruh lainnya hanya dalam hal ini belaka:
1. Dalam perjuangan nasional kaum ploretar di mancanegara, mereka menegaskan dan menekankan kempentingan bersama seluruh kaum ploretar dari negara masing-masing.
2. Dalam setiap tahap perjuangan kelas buruh, mereka selalu dan dimana-mana mewakili kepentingan umum dari seluruh gerakan buruh.
Pendek kata, Marxisme adalah teori dari seluruh kelas buruh secara utuh, independen dari kepentingan jangka pendek dari beberapa golongan sektoral, nasional, dll. Oleh karena itu, Marxisme bertentengan dengan oportunisme politik, yang justru mengorbankan kepentingan umum seluruh kelas buruh demi kepentingan sektoral dan/atau jangka pendek.
Kita telah mengembangka sebuad definisi sosial yang sekaligus historis. Definisi semacam itu juga sanggup untuk menjelaskan munculnya Marxisme disaat tertentu dala sejarah. Eksploitasi atau penindasan sudah ada sejak ribuan tahun, dan tahap pertama kapitalisme sudah timbul beberapa abad yang lalu, namun Marxisme tidak bisa berkembang sebelum kapitalis bisa dilihat dengan jelas. Jangan lupa, Marx sendiri hanya menjadi "Marxis" setelah berkenalan dan bergaul dengan golongan buruh revolusioner di Paris tahun 1843. Baru saat itu Marx menemukan "kelas dengan rantai radikal" dan menytakan solider dengan kelas buruh.
Pendekatan terhadap asal-usul marxisme ini sangat berbeda dengan Kautsky dan Lenin pun (dalam karyanya " Apa yang harus dilakukan" atau "What is to be done"). Kautsky dan lenin berargumentasi bahwa sosialisme harus disuntikkan pada kelas buruh dari luar. Menurut Kautsky, "sosialisme dan pertentangan kelas muncul bersama tetapi yang satu tidak berasal dari orang lain... Golongan intelektual adalah wahana ilmu, bukan ploretariat". Seadangkan menurut Lenin, "di Rusia tori sosial-demokrasi [artinya: disini sosilis] timbul secara independen dari perkembangan spontan gerakan kelas buruh, teori itu muncul sebagai hasil alamiah dari perkembangan golongan intelektual revolusioner.
Dalam tulisan yang lain saya sudah berusaha membuktikan bahwa argumentasi ini salah, betapa jelek implikasinya, dan lenin sendiri pendapatnya berubah sesudah mengalami aksi-aksi kaum buruh revolusioner tahun 1905. Argumen Kautsky dan Lenin ini merupakan Materealisme kontemplatif sepeti yang dikecam oleh Marx dalam tulisannya "Tesis Tentang Feuerbach".
Dalam Manivesto Komunis, Marx memberikan penjelasan lain mengenai peranan intelektual sosialis; "sebagian dari kaum ideolog borjuis yang mampu untuk mengerti perkembangan historis" membelot dari kelas kapitalis dan "menyebrang ke kubu ploretariat". Yang jelas, mereka tidak bisa "menyebrang" ke sebuah golongan yang belum berkembang dan belum berdampak dalam perjuangan sosial (seperti Rusia tahun 1905-saat Lenin menulis argumentasi yang salah itu).
Marxisme bukan hanya teori tentang perlawanan dan perjuangan kelasburuh melawan sistem kapitalis, tetapi juga kemenangan kaum sosialis. Aspek ini dikedepankan Marx saat menulis bahwa adanya kelas-kelas sosial serte pertentangan antara kelas buka penemuan baru:
Jauh-jauh hari kaum ahli sejarah borjuis telah menggambarkan perkembangan konflik antar-kelas dan ahli ekonomi menggambarkan anatomi ekonomi dari kelas-kelas itu. Hal baru yang saya buktikan hanyalah:
1. Adanya kelas-kelas sosial berkaitan dengan tahap-tahap historis tertentu
2. Bahwa perjuangan buruh mengarah ke diktatur proletariat
3. Bahwa diktatur tersebut hanya merupakan fase peralihan ke penghapusan kelas-kelas itu dan kependirian masyrakat tanpa kelas.
Lenin mengemukakan argumentasi yang sama bahkan secara lebih tegas dalam bukunya "Negara dan Rvolusi". Seorang Marxis, tulisnya, adalah seorang yang memperluas pengakuan akan adanya perjuangan kelas buruh serta pengakuan akan perlunya diktatur ploretariat... Itulah batu ujuian pertama atas pengertian gagasan Marxis. Pernyataan Lenin ini terutama ditujukan kepada Kautsky, yang tampil selama beberapa dasawarsa sebagai pendekar Marxisme ortodoksi, yang menolak revolusi sosialis yang benar-benar terjadi di Rusia.
Namun pernyataan tersebut masih relevan dewasa ini, saat tidak sedikit intelektual berminat pada sosialisme bahkan menggunakan Marxisme sebagai alat untuk menginpretasikan kenyataan sosial, tetapi tidak antusias sama sekali untuk memakai teori serta praktek marxis untuk memperjuankan revolusi kelas buruh.
sampai sekian kajian kita tentang Marxis sudah menunjukkan bahwa gagasan ini membuat tiga unsur penting: (1) Marxisme sebagai teori kepentingan umum seluruh kelas buruh ditingkat Internasional; (2) Marxisme sebagai hasil dari timbulnya ploretariat modern serta perjuangannya melawan kapitalisme. (3) Marxisme sebagai kemenagan kelas buruh.
Ketiga unsur ini bisa digabung dalam satu definisi; Marxisme sebagai teori revolusi Ploretariat-Internasional.
Semoga Manfaat...!!!
0 komentar:
Posting Komentar